Sekuntum Kamboja Yang Gugur

Biar luput dari pandangan tidak pupus didalam ingatan

Kehilangan sebutir bintang di persada seni menjadi kenangan

Terlukis senyuman manismu tergambar senda gurauanmu

Tuhan lebih menyayangimu menjemputmu pergi  terlebih dahulu

Bersemat  dijasadmu yang kaku diirngi gerimis yg sendu

Air mata tak terbendung lagi menangisi perpisahan ini

Dipagi hari yang mulia dikunjungi teman dan saudara

Bersama harapan dan doa moga berbahagia di negeri yg bako

Sekuntum kamboja yang gugur menemani dikau dipusara

Biar detik dan musim beralu hingga kini tiada pengganti

By: Hijjaz

Mendengarkan nasyid ini ingatkan seorang ukhti yang sangat banyak membantu kami dimasa-masa dakwah kampus dulu.... Subhanallah perjuangannya untuk dakwah ini, di saat sakit yang berat menggerogoti tubuhnya tidak dihiraukan sedikitpun sampai orang lain pun tak pernah tahu beliau mengalami sakit yang sangat parah yang merenggut nyawanya.

Aku rindu saat kita bersama dulu dek intan.... saat aku tengah sedih kau slalu ada untuk menghiburku, saat aku tengah susah kau slalu ada untuk membantuku, saat aku tengah suntuk menghadapi kejenuhan kampus kau slalu ada menemaniku keliling kota Pekanbaru, saat aku membutuhkan buku-buku baru kau lah yang lebih dahulu menyodorkan setumpuk koleksi terbaru yg belum sempat aku beli, kau juga yang selalu memotivasiku untuk menulis....

Aku rindu saat-saat itu... aku rindu panggilan "teteh mimit"  dari suaramu yang manja.

Kau adik, teman, sahabat terbaik yang aku punya.... 

Aku sayang padamu tapi Robb kita lebih menyayangimu.

Kepergianmu memberikan pelajaran buatku bahwa kita tak tahu sampai kapan masa umur kita, belajar memberi dengan hati ikhlas seikhlas-ikhlasnya, belajar menahan amarah, belajar untuk selalu ada buat orang lain saat mereka membutuhkan.

Maafkan aku..... doa2 senantiasa teriring untukmu ukhtiku...

Maafkan teteh....

Pekanbaru, 2009