Aku sangat terharu membaca kalimatmu yang tertulis
disurat, “Kau adalah teman terbaik yang pernah aku
miliki, sahabat terkarib yang pernah aku punyai, saudara terdekat yang pernah
mewarnai hidupku dan memberikan berjuta warna cinta yang takkan dapat terlukis
oleh pelukis manapun…. Walau aku juga
sadar, mungkin aku teman terburuk yang pernah kau temui, sahabat terjahat yang
pernah kau jumpai, saudara terbejat yang pernah menghantui hari-harimu, namun
aku tetap berharap file namaku takkan kau hapuskan dari memori hatimu.”
Sungguh... Aku tidak
pernah menyangka bahwa aku seistimewa ini bagimu, aku merasa bersalah karena pernah
mengabaikanmu, aku pernah membuatmu berdiam diri seminggu lebih, aku membuat
senyum dan candamu itu hilang hingga kamar kos kita seperti dinginnya kuburan
dan mungkin banyak lagi hal-hal yang membuatmu kecewa akan diriku… Maafkan aku…
Ingatlah satu hal aku tidak akan pernah bisa melupakan saudara baik sepertimu.
Ingatkah kau saat kita
akan dipisahkan di tahun pertama, saat semua teman-teman kita berangsur
meninggalkan kita, hanya kita yang tertinggal dan saat itu juga kau ditawari
untuk pergi juga meninggalkanku. Sungguh perasaanku saat itu sangat kacau,
adegan seperti film india yang penuh air mata pun terjadi di malam itu, dipojok
ruang tamu berkumpul adik-adik menyaksikan perpisahan kita dengan mata
mengembun. Kalau aku ingat itu sungguh aku malu, cengengnya aku saat itu.
Keinginanku berjumpa
denganmu begitu besar tapi aku selalu menahannya, aku harus bersabar sampai
waktu kembali mempertemukan kita. Aku sangat membutuhkan perhatianmu teman, aku
membutuhkan kata-kata bijakmu seperti saat kita duduk berdua ditangga belakang
kosku waktu aku mengeluarkan semua keluh kesahku. Air mata ini selalu menitik
setiap kali kurangkai kata-kata di keyboard laptopku.
Aku selalu berdoa moga
ukhuwah kita kekal hingga ke Jannahnya dan kita bisa bertemu dengan Rasul
junjungan kita, Para Bunda-bunda mulia, Para Sahabat Rasul tercinta.
Membayangkan bercengkrama akrab dengan mereka, merasakan ukhuwah yang mereka
bina dengan indahnya, Subhanallah. Moga engkau selalu bahagia disana sahabatku,
aku selalu mendoakan yang terbaik untukmu dan juga keluargamu, amin.
Palembang, 30 Mei 2011
2 komentar:
so sweeeeeeeeeeeeettttttttttttttt.... aq jadi terharu dan ingin rasanya kembali ke masa-masa paling produktif dalam kebaikan ...... hiks..hiks...
Ayo ntii jangan kita lewatkan sisa hidup kita tanpa berbuat kebaikan, dimana kita sekarang, dimana amanah kita sekarang, dimana kita mencari penghidupan, niatkan semua karena Allah dan berkarya selalu untuk umat.
Kapan kita reunian lagi yaaa.... Aku juga merindukan saat2 itu...
Posting Komentar