Asa Hati

sasirangan biru

Entah marah, kesal, sedih, semua perasaan ini menyatu dalam diriku. Pengakuannya sore itu sempat membuatku kaku, tiba-tiba kepalaku terasa berat, bibirku kelu dan tanganku menjadi dingin. Tega nian dia mempermainkan perasaanku. Selama berinteraksi dengannya aku selalu berharap kedekatan kami akan menghasilkan suatu persaudaraan yang indah.

Kami dikenalkan oleh seorang sahabat sekaligus kakak yang senantiasa memberikanku semangat dan motivasi, aku begitu menyayangi beliau, sebut saja Kak Sya. Kak Sya berada jauh dibelahan bumi lain dan aku tetap disini bersama angin. Kami senantiasa bercerita lewat dunia maya, itulah satu-satunya jalan kami berkomunikasi hingga saat ini. Saat itu aku tengah dilanda masalah hati hingga aku memutuskan untuk menikah muda. Kak Sya memberiku saran dan siap membantu mencarikan pasangan yang cocok untukku, seperti mendapat angin segar aku memberikan selembar kertas berisi kriteria calon yang aku inginkan.

Sore itu kami janjian bertemu pukul 17.00wib seperti biasanya didunia favorit kami. Sambil menikmati coklat hangat aku menyapanya. Obrolan ringan pun terjadi sampai akhirnya kami berbicara serius masalah kriteria yang aku inginkan kemarin. Kak Sya memberikan gambaran laki-laki yang bakal di kenalkannya denganku. Singkat cerita aku pun berkenalan dengan catatan dibawah pengawasan Kak Sya.

Sejak perkenalan itu aku dan dia kian dekat, banyak cerita menarik yang sering kami bahas. Dia begitu pintar dalam segala hal dan humoris hingga tak ada pembicaraan kami yang terasa membosankan. Satu hal lagi yang membuatku tertarik, pengetahuannya tentang agama sangat baik dan hapalan quran-nya luar biasa bagus. 

Bersambung…