Rintik hujan tak
kunjung reda selepas rapat guru kemarin sore, kami semua enggan beranjak dari
saung tercinta, berhubung senja kian merambat akhirnya kami pun dengan terpaksa
mengusir rasa malas dan dingin yang menyelimuti. Ditengah perjalanan aku dan
teman-teman berpisah karena arah rumah kami yang berbeda-beda, tinggallah aku
berdua dengan temanku. Saat menunggu trans musi (sebutan untuk busway di kota
Palembang), adzan magrib pun berkumandang akhirnya aku yang hari itu puasa,
berbuka dengan aqua botol dan sebungkus Jacob rasa keju di halte bus. Tiba saat
trans musi tiba aku dan temanku bergegas naik, kami mengejar sholat magrib
dirumah karena masjid jauh dari halte busway. Dengan perut keroncongan dan
kelelahan yang amat sangat aku sampai dirumah.
Tak sampai 5 menit aku
meletakkan tasku, Ayuk mengatakan kalau dompetnya yang berisi uang dan surat-surat penting serta ATM hilang ketika sore itu Ayuk membeli mangga.
Innalillahi… Terkejut
aku mendengar musibah yang baru saja dialami Ayuk tetapi aku tidak melihat
sedikitpun kemurungan diwajahnya, yang tampak olehku adalah wajah keikhlasan
dan keridhaan atas apa yang sudah terjadi. Ayuk bilang sudah memblokir semua
ATM yang ada di dompetnya dan semua kartu-kartu penting lainya. Lepas sholat
magrib Ayuk berniat pergi ke kantor polisi untuk melaporkan kejadian yang
menimpanya sore itu sehingga nanti akan mendapat keterangan untuk mengurus
surat-surat penting yang hilang. Baru akan bersiap tiba-tiba bel rumah
berbunyi, muncullah dua orang laki-laki tak dikenal mencari nama Yunita
Soediyono, kami bingung siapakah mereka tanda tanya besar memenuhi pikiran
kami.
“Apa benar ini rumah Bu
Yunita Soediyono?’, tanya pria itu.
“Benar, ada apa ya
Nak?”, Ibu berkata. Saat itu kebetulan sekali ibu yang lebih cepat membuka
pintu.
“Bu kami mau
mengembalikan dompet”, kata pria itu.
“Masuk dulu Nak, ayo
masuk”, buru-buru ibu mengajak pria itu masuk yang ternyata pria itu tidak
sendiri tetapi membawa seorang teman kecil.
“Terima kasih Bu, kami
mau mengembalikan dompet atas nama Yunita Soediyono yang kami temukan tadi sore
di jalan dan ini dompetnya tolong di periksa apakah masih utuh isinya”, kata
pria itu.
“ Subhanallah,
Alhamdulillah”, Kami menarik nafas lega. Akhirnya ketemu juga….
“ Bagaimana ceritanya
kak”, Ayuk bertanya dengan semangat sambil memeriksa dompernya.
“ Tadi saat kami
berjalan tiba-tiba kami melihat ada dompet di tengah jalan, kebetulan jalan
sedang sepi, kami periksa isinya, maaf jika kami lancang karena kami ingin tahu
alamat di dalamnya, saat itu kami berpikir betapa khawatirnya yang punya dompet
karena disini banyak sekali surat penting dan beberapa kartu penting, akhirnya
kami putuskan untuk mencari alamat yang punya dompet” tutur pria itu.
" Makasih banyak kak, saya tadinya berpikir jika tidak ditemukan maka saya harus kembali mengurus ulang surat-surat penting yang ada didalamnya dan itu membutuhkan waktu yang lama", tutur ayuk sembari memberikan semua uang yang ada di dompet kepada pria tersebut.
" Ambillah kak, itu tidak seberapa dibandingkan dengan kembalinya dompet ini".
"Tidak usah, kami tidak menginginkan ini, kami hanya ingin doa ibu karena kami yakin ibu orang baik hingga sampailah kami kerumah ini. Doakan saya tahun ini bisa berangkat haji", ujar pria itu.
" Subhanallah, luar biasa tapi ambillah itu rezeki kak dan Insya Allah didoakan, Amin", ucap Ayuk dengan bahagia.
Alhamdulillah Ya Robb, akhirnya apa yang sudah menjadi rezeki tidak akan kemana-mana. Saat itu hampir bersamaan sebelum pria itu datang aku dan ibu sama-sama berkata, jika itu rezeki kita pasti akan kembali lagi kepada kita bagaimanapun caranya. Pelajaran lagi dalam hidupku tentang KEIKHLASAN. Subhanallah...
" Makasih banyak kak, saya tadinya berpikir jika tidak ditemukan maka saya harus kembali mengurus ulang surat-surat penting yang ada didalamnya dan itu membutuhkan waktu yang lama", tutur ayuk sembari memberikan semua uang yang ada di dompet kepada pria tersebut.
" Ambillah kak, itu tidak seberapa dibandingkan dengan kembalinya dompet ini".
"Tidak usah, kami tidak menginginkan ini, kami hanya ingin doa ibu karena kami yakin ibu orang baik hingga sampailah kami kerumah ini. Doakan saya tahun ini bisa berangkat haji", ujar pria itu.
" Subhanallah, luar biasa tapi ambillah itu rezeki kak dan Insya Allah didoakan, Amin", ucap Ayuk dengan bahagia.
Alhamdulillah Ya Robb, akhirnya apa yang sudah menjadi rezeki tidak akan kemana-mana. Saat itu hampir bersamaan sebelum pria itu datang aku dan ibu sama-sama berkata, jika itu rezeki kita pasti akan kembali lagi kepada kita bagaimanapun caranya. Pelajaran lagi dalam hidupku tentang KEIKHLASAN. Subhanallah...
IKHLAS |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar