Bu Google |
Jika tidak pergi takziah kemarin aku tidak bakalan tahu jika hari ini ada acara seminar "Satu Bulan Bisa Baca" yang di taja oleh SALIMAH kota Prabumulih.
Pagi-pagi sekali aku janji pergi bareng teman ke acara tersebut, dengan memakai motor kami pergi kesana, tidak pelan tapi sedikit kencang, Nah looh! Alhamdulillah acara belum dimulai. Berhubung temanku jadi panitia maka kami pun berpisah, setelah registrasi aku mencari tempat duduk yang nyaman.
15 menit kemudian acara pun dimulai, aku mendengarkan dengan konsentrasi penuh, tumben biasanya kalau seminar apalagi kalau tidak menarik wah pasti aku akan langsung mengambil sesuatu untuk kumainkan. Kali ini tema seminarnya benar-benar mendukung dalam proses mengajarku, maklum saat ini aku sedang berproses menjadi seorang pengajar muda (ya karena aku masih muda,hehe).
Metode yang diberikan oleh Bapak Muhammad Toha, S.Ag ini mudah dan cepat, aku sudah tidak sabar untuk mempraktekkannya nanti di sekolah. Salah seorang anak didikku belum lancar membanca, sungguh aku kasihan sekali dengannya karena semua teman-temannya sudah pandai membaca. Targetku anak tersebut bisa membaca sebelum kenaikan kelas ini minimal sudah bisa menggabungkan kata.
Penjabaran materi yang disampaikan tadi sungguh membuatku tersindir, kenapa? karena salah satu nasehat disana adalah jangan marah. Aku malu sekali karena saat mengajari anak tersebut membaca terlihat air mukaku berubah perlahan-lahan menjadi kesal dan tidak sabar, aku benar-benar tidak sabar saat itu. Ternyata anak tersebut menjadi takut, mungkin itu salah satu faktor yang membuatnya sulit membaca karena takut. Dalam hal ini aku mengambil pelajaran penting, buatlah ia menjadi mudah, jangan dipersulit dan hindari marah serta kekuatan doa yang sangat dibutuhkan.
Teringat akan pesan murobbiku jumat lalu, anak-anak adalah aset kita dan ladang amal buat kita, saat itu aku bergumam, "kami belum punya anak karena belum menikah", dan beliaupun mendengar gumamku, jawab beliau," kita guru ladang amal kita adalah anak didik kita, maka jika belum menikah maka didiklah anak didik kita seperti kita mendidik anak kita sendiri karena pahala akan mengalir dari mereka". Subhanallah, barulah aku paham betapa mulianya seorang guru itu dan perlu kita ingat kembali Murobbi (guru) pertama kita adalah Baginda Rasulullah SAW.
Acara berakhir dan aku pun pulang dengan membawa segudang pelajaran berharga, perlahan-lahan jiwa ini mencintai pekerjaan yang sedang digeluti saat ini.
Bina Ria 1 Prabumulih, 27 Mei 2012
2 komentar:
Semoga muridnya jadi pinter2 baca hehehe...
Amin... Amin... Makasih ya Anak Rantau :)
Posting Komentar