Open house SaPa ada seminarnya loh, salah satunya diisi oleh
konseptor Sekolahalam Palembang (SaPa), yaitu Bapak Yuwono, M.D., PhD yang juga
salah seorang dosen di FK Unsri Palembang.
Saat ini aku ingin membagi ilmu yang didapat saat seminar berlangsung….
Mudah-mudahan ini bermanfaat untuk kita semua ^_^
Sekolah Peradaban
Peradapan atau budaya adalah
karsa (kehendak) dan karya manusia sebagai wujud eksistensi dan perannya (misi)
di muka bumi. Peradaban terlihat dan dirasakan dari kemakmuran kehidupan dan
kesejahteraan batin. Misi manusia adalah menjadi khalifah yaitu beribadah hanya
pada Allah dan memakmurkan kehidupan di bumi. Misi besar ini dapat dicapai jika
kita memahami cara kita beribadah kepada Allah dan cara kita mengelola bumi.
Cara beribadah pada Allah dibimbing oleh para Rasul yang membawa risalah
sekaligus keteladanan. Sedangkan cara mengelola bumi telah ditetapkan hokum
atau aturannya oleh Allah sebagai law of nature atau sunnatullah fil kaun. Untuk
memahami dan melaksanakan kedua misi tersebut manusia dibekali potensi dan
disediakan sarana dan fasilitas yang lengkap. Potensi utama yang disebutkan di
Alquran adalah sam’a, abshoro dan af’ida atau pendengaran, penglihatan dan
hati. Pendengaran dan penglihatan adalah reseptor utama yang menangkap sinyal
atau tanda atau ayat Allah yaitu ayat qawliyah dan ayat kauniyah. Hati adalah
decision maker yang memutuskan apa yang akan dijalani manusia. Dalam keadaan
pendengaran dan penglihatan secara fisik terganggu atau rusak misalnya tuli dan
buta maka hati dapat berfungsi sekaligus sebagai ketiga potensi. Sarana dan
fasilitas yang disediakan Allah meliputi jasad kita, bumi dan segala isinya,
langit dan atmosfer.
Pendidikan adalah upaya
menumbuhkan dan mengembangkan serta menjaga potensi manusia tersebut. Upaya ini
diawali dengan identifikasi potensi kemudian menumbuhkan, mengembangkan dan
senantiasa menjaganya. Untuk itu dibutuhkan satu hal yaitu ilmu pengetahuan.
Sungguh besar karunia Allah karena kemuliaan Bani Adam adalah karena kita
diberi ilmu yang malaikat sekalipun tidak diberi. Ilmu adalah pengetahuan yang
sistematis dan spesifik sedangkan pengetahuan atau wawasan adalah tahu atau
mengenal fenomena atau wujud sesuatu. Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi semua
mukmin dan berlaku sejak ayunan hingga liang kubur. Inilah yang dimaksud
“bersekolah” yaitu menuntut ilmu. Sekolah adalah tempat untuk menuntut ilmu,
bisa dimanapun dan kapanpun. Sekolah formal atau non formal yang kita jalani
hingga usia tertentu hanyalah salah satu wahana. Sekolah sejatinya adalah
kehidupan ini. Kehidupan yang kita jalani mengandung makna hidup (bergerak),
survive, tumbuh, berkembang, terpelihara, bermanfaat, berinteraksi, saling
membutuhkan dan bersiklus. Sekolah kehidupan inilah yang dimaksud sekolah
peradaban.
Secara komunal atau berjamaah
kita berupaya untuk berkumpul dan bekerjasama, tolong-menolong mewujudkan
wahana sekolah peradaban ini. Pada tahap balita wujud sekolah peradaban
didominasi pendidikan di rumah (keluarga) yang diintroduksi lingkungan sekitar.
Pada usia sekolah (6-12 tahun), sekolah dasar mendominasi dan didampingi
pendidikan rumah (keluarga). Pada usia remaja (13-18 tahun), sekolah menengah
mendominasi, didukung pendidikan keluarga dan interaksi social. Pada usia
dewasa (18 tahun keatas) pendidikan didominasi universitas/institute, didukung
keluarga dan peran nyata peserta didik dalam kehhidupan (bekerja dan berkarya).
Hal utama yang perlu diketahui
setiap kita khususnya orang tua dalam mendidik anak adalah memahami potesi dan
kecenderungan mereka serta memilihkan tempat dan metode yang tepat untuk
mereka. Sekolahalam Palembang (SaPa) adalah salah satu ijtihad dalam rangka
mewujudkan wahana mendidik anak sejak usia taman kanak-kanak, sekolah dasar,
sekolah menengah dan universitas maestro. Pendidikan SaPa menjadi tanggungjawab
utama orang tua. Sekolah memposisikan diri sebagai patner yang memfasilitasi
proses belajar mengajar dan mengisi kekurangan orang tua. Pendekatan dibuat
dengan filosifi komprehensif, holistic dan integrative dalam model spider web.
Alam dipilih sebagai tempat belajar sekaligus sumber belajar karena pendekatan
tersebut membutuhkan suasana dan stimuli yang alami agar anak mencapai
kompetensi tertentu yang sesuai dengan keistimewaan mereka.
Mudah-mudahan ini bermanfaat untuk kita semua....
Anak-anak SaPa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar